Holaa readers! Selamat datang di artikel pertamaku yang sederhana ini! Pertama-tama aku mengucapkan terimakasih karena telah bersedia mengunjungi blog yang masih sangat sederhana, semoga penulisan ceritaku tidak mengecewakan dan selamat membaca!
Sabtu pagi tanggal 14 Maret 2015 pukul 05.30 WIB aku dan ayahku berangkat ke Anyer setelah semalam sebelumnya telah bersiap-siap untuk berangkat. Kami berangkat hanya berdua meskipun pada awal rencananya ayahku akan mengajak satu keluarga untuk pergi ke Cilegon dalam rangka mengikuti acara
Gathering Komunitas Trooper Indonesia (KTI). Tetapi ibuku beserta adik-adikku membatalkan rencana tersebut dikarenakan adik-adikku akan mengikuti ujian esok harinya, tinggalah hanya aku berdua dengan ayahku saja.
Perjalanan kami dimulai pada pagi hari setelah subuh karena kondisi jalan masih sepi sehingga akan lebih lancar kedepannya. Berangkat dari rumah, melewati BSD, dan dilanjutkan menuju tol Jakarta-Merak yang pagi itu masih sepi sekali, hanya beberapa kendaraan pribadi saja yang lewat. Ada hal yang menurut aku unik di jalan tol Merak, banyak orang-orang yang berdiri di pinggir jalan tol untuk menyetop bis yang lewat atau malah mobil pribadi! Banyak juga orang-orang yang menyebrang jalan tol yang mana sangat berbahaya untuk diseberangi. Lalu ada segerombolan orang yang kira-kira berjumlah 3 atau 4 orang melambaikan tangannya ke mobil aku untuk minta tumpangan, tetapi karena peraturan di jalan tol itu dilarang menaik/turunkan penumpang di jalan tol maka dengan terpaksa tidak aku berikan.
Setelah sampai di Cilegon, aku diajak ayahku untuk bertamu di rumah saudara ayahku yang kebetulah ada di Cilegon. Pertama kami mencari lokasi rumahnya terlebih dahulu melalui GPS karena sudah lama kami tidak bertamu ke rumah beliau. Sesampainya disana kami disambut hangat oleh keluarga beliau meskipun hanya ada sepasang suami istri yang sudah separuh baya saja karena anak-anak mereka sudah bekerja semua. Kami disuguhi teh manis hangat dan sarapan nasi uduk khas Cilegon. Setelah selesai makan dan bercengkerama, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Pasauran di daerah Anyer, Banten.
Sarapan pagi dengan nasi uduk
Ditengah perjalanan kami menemukan ada sebuah mobil Trooper yang sedang berhenti darurat di pinggir jalan (lampu hazard menyala). Karena sesame anggota Komunitas Trooper Indonesia (KTI) dan satu tujuan, maka kami pun langsung menepikan mobil dan segera membantu orang tersebut. Setelah berkenalan sebentar dan menanyakan apa masalahnya, ternyata bapak yang mengemudikan mobil Trooper tersebut mengalami ban bocor di kedua bannya. Karena ban cadangan yang dimiliki hanya ada satu, maka bapak tersebut meminjam ban mobil Trooper ayahku yang kebetulan sama ukurannya. Setelah selesai mengganti ban, kami langsung melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan (Pantai Pasauran) dimana banyak anggota-anggota yang lain sudah menunggu.
Membantu sesama anggota KTI yang mengalami masalah
Setelah aku dan ayahku serta anggota KTI yang kami bantu tiba di tempat tujuan pada pukul 10.30 WIB, kami langsung berkenalan dengan anggota komunitas yang sudah tiba terlebih dahulu.
Tiba di lokasi camping
Setelah selesai, aku dan ayahku mendirikan tenda tepat di samping mobil ayahku diparkirkan supaya jika nanti ingin mengambil barang-barang bawaan tidak jauh dari tenda. Membutuhkan waktu sekitar 12 – 15 menit untuk mendirikan tenda karena kami hanya berdua. Setelah tenda sudah berdiri bukan berarti kami bisa santai-santai, kami masih harus membantu anggota komunitas yang lain untuk mendirikan tenda karena ada anggota yang belum mengerti cara mendirikan tenda. Setelah semuanya selesai barulah kami bisa beristirahat dan berkeliling ke area sekitar tempat dilaksanakannya acara.
Usai mendirikan tenda tepat disamping mobil
Siangnya aku dan ayahku makan siang di sebuah restoran sederhana yang berada 13 km dari tempat kami berkemah. Restoran tersebut menyajikan hidangan laut dan makanan spesial di restoran tersebut adalah otak-otak bakar. Aku memesan ikan bakar beserta otak-otak bakar. Rasanya enak sekali, tetapi sayangnya pemilik restoran kurang menjaga kebersihan restoran sehingga banyak lalat beterbangan dan lantainya pun seperti sudah lama tidak pernah di pel.
Setelah selesai makan, aku dan ayahku langsung kembali ke camp. Tetapi karena jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB kami menyempatkan diri untuk mengunjungi masjid di pinggir jalan untuk melakukan Sholat Dzuhur.
Masjid kuno di Banten
Masjid yang kami kunjungi rupanya unik karena masjid itu merupakan masjid kuno. Didalamnya masih terdapat tangga yang langsung menuju ke kubah masjid untuk mengumandangkan azan oleh muadzin dahulu kala. Sekarang untuk melakukan adzan sudah bisa menggunakan pengeras suara yang di pasang di bagian atap masjid. Sebelum kami melakukan sholat, dibagian belakang masjid rupanya ada makam yang disinyalir merupakan makam ulama yang terkenal di daerah itu. Setelah selesai melaksanakan sholat, kami pun kembali ke camp untuk beristirahat sejenak dan menikmati pemandangan pinggir pantai.
Pada malam harinya diadakan acara makan bersama dengan menu ikan bakar, dan acara hiburan berupa organ tunggal. Penyanyinya dari anggota-anggota KTI sendiri. Ada yang ikut menyanyi, ada pula yang berjoget. Tetapi karena aku tidak tertarik, maka aku kembali ke tenda untuk duduk-duduk melihat ke langit malam yang dipenuhi bintang-bintang.
Keesokan paginya aku bangun pada pukul 06.30 WIB, rupanya sudah dimulai acara senam pagi. Tetapi karena aku tidak tertarik untuk ikut, aku memutuskan untuk mandi pagi saja. Setelah selesai mandi, aku menunggu hingga sarapan siap dihidangkan. Saat waktunya tiba, aku dan ayahku sarapan bersama dengan anggota KTI yang lainnya. Sarapannya dengan menu mie goreng dan tempe goreng.
Lalu saat tiba waktunya untuk foto besama dengan background mobil-mobil Trooper yang diparkir berjajar untuk dijadikan display. Sayangnya aku tidak memiliki foto bersama tersebut. Lalu setelah selesai berfoto dan beres-beres, kami pun pamit untuk pulang kembali.
.jpg)
